Kuawali hari dengan sebuah monolog di pagi hari. Di jembatan penghubung antara pogung dengan monjali. Mencoba menelaah kembali tentang arti hidupku di sini. Sebuah kontemplasi, upaya penyadaraan diri. Diri ini memang kehilangan arah, arah dan tujuan hidup yang pasti. Monolog tadi pagi, yang kututup dengan dialog searah dengan Tuhan, yang kuakhiri dengan doa. Kuharap semua tidak seperti perencenaan-perencanaanku yang dulu-dulu. Yang hanya menjadi omong kosong belaka.
Hari ini sumpah pemuda, ingin ku berbicara tentang itu dan urgensinya untuk masa kini dan masa depan. Tapi, ah, diriku sendiri pun belum beres. Akan kubereskan diriku terlebih dulu, sebelum membereskan bangsa ini.
Komentar Teranyar